Kamis, 24 Februari 2022

Kebiasaan Yang Menyebabkan Scabies atau Kudis

Kebiasaan Yang Menyebabkan Scabies atau Kudis


Scabies atau dikenal juga dengan sebutan kudis ialah salah satu penyakit kulit yang ditandai dengan gejala gatal-gatal dan timbulnya ruam merah. Penyakit yang terjadi pada permukaan kulit ini timbul karena serangan kutu pada bagian tubuh tertentu. Kutu atau tungau penyebab scabies biasanya menyerang kulit, tangan, kepala serta bagian genital atau kemaluan.

Gejala scabies yang sering dirasakan ialah gatal. Sensasi rasa gatal yang timbul akibat kudis atau scabies biasanya akan disertai dengan ruam atau bintik-bintik yang menyerupai jerawat pada permukaan kulit yang terserang. Rasa gatal yang timbul akibat scabies biasanya akan terasa parah ketika malam hari. Timbulnya ruam pada kulit merupakan tanda jika ada tungau atau kutu hidup dan bersarang pada kulit. Penyakit kulit yang satu ini harus diwaspadai karena dapat menular dengan mudah, baik secara langsung atau pun tidak.

Kebiasaan Yang Dapat Menularkan Scabies


Scabies bisa terjadi karena serangan kutu pada permukaan kulit. Kutu penyebab scabies ini dapat menular melalui kontak langsung dari kulit ke kulit atau melalui perantara. Ada beberapa kebiasaan sehari-hari yang dapat meningkatkan risiko penularan kutu penyebab scabies, diantaranya :

1). Seks Tidak Sehat
  Melakukan hubungan intim yang tidak sehat atau seks bebas juga dapat meningkatkan risiko penyakit kulit yang satu ini. Penyakit scabies sangat rentan menyerang orang yang melakukan hubungan intim dengan orang yang sebelumnya sudah pernah terinfeksi scabies.

2). Pola Hidup Tidak Sehat
  Pla hidup yang tidak sehat juga dapat menyebabkan scabies. Hal ini dapat mengakibatkan seseorang mempunyai sistem imun atau kekebalan tubuh yang rendah, akhirnya lebih rentan terserang kutu scabies. Orang yang mempunyai sistem imun yang lemah cenderung lebih mudah terserang infeksi.

3). Bertukar Barang Pribadi
  Kebiasaan bertukar barang pribadi, seperti handuk serta peralatan makan dapat menjadi media penularan kutu scabies. Risiko untuk terkena penyakit ini sangat tinggi jika kamu bertukar atau meminjam barang pribadi dari orang yang sebelumnya pernah menderita atau sedang mengalami scabies. Oleh karena itu, benda-benda tersebut bisa saja sudah terkontaminasi kutu penyebab penyakit.

Sebenarnya penyakit ini jarang berbahaya, namun scabies yang tidak segera diobati dapat mengakibatkan penderitanya merasa tidak nyaman karena sensasi gatal yang timbul. Ada beberapa kelompok orang yang mempunyai risiko lebih tinggi tertular kutu scabies, yaitu anak-anak apalagi yang tinggal di tempat bersama, seperti asrama serta orang dewasa yang aktif secara seksual.

Untuk mengatasi penyakit ini, kamu harus membasmi penyebabnya terlebih dahulu. Artinya, kamu harus mengatasi tungau serta kutu scabies terlebih dahulu. Penyebab scabies yang tergolong ringan dapat kamu atasi dengan melakukan perawatan sendiri di rumah. Ketika kamu menderita scabies, cobalah untuk berendam pada air dingin atau tempelkan kain basah pada area kulit yang terserang kutu. Untuk mengatasi gatal karena scabies kamu bisa menggunakan losion kalamin atau dengan memanfaatkan bahan alami yang mudah ditemukan, seperti lidah buaya, daun sirih dan lain lain. Tidak hanya itu kamu juga harus menjauhi makanan yang dipantang, untuk membantu proses penyembuhan.

sumber : halodoc.com

Posted by : Nugraha Nature

Rabu, 23 Februari 2022

Atasi Scabies atau Kudis Dengan Daun Sirih

 Atasi Scabies atau Kudis Dengan Daun Sirih


Siapa yang tidak mengetahui penyakit scabies atau kudis? Penyakit scabies ialah penyakit kulit dimana kulit ditandai dengan ruam-ruam merah yang disertai gatal.

Umumnya penyakit ini disebabkan oleh tungau atau kutu kecil. Tungau ini menggali ke dalam kulit sehingga mengakibatkan timbulnya gejala scabies seperti kulit menjadi gatal-gatal.

Penyakit kulit yang satu ini memang bukan termasuk penyakit yang berbahaya. Tetapi, tetap saja penyakit ini harus diobati. Hal ini dikarenakan penyakit scabies ini bisa mengganggu aktivitas.

Tidak hanya itu, kalau penyakit scabies tidak diobati, maka penyakit ini bisa menyebar ke bagian tubuh yang lain. Untuk mengatasi penyakit scabies, biasanya pengobatan yang digunakan ialah obat scabies di apotek seperti krim atau lotion.

Atasi Scabies Dengan Daun Sirih


Selain obat apotek, penyakit scabies juga ternyata bisa diobati menggunakan tanaman herbal, yaitu dengan menggunakan tanaman sirih. Tanaman yang satu ini bisa membantu mengobati penyakit scabies karena daun sirih mengandung antiseptik alamiah yang bisa membantu membasmi tungau penyebab scabies

Maka dari itu tidak heran kalau tanaman sirih ini bisa mengobati penyakit scabies.

Bagi kamu yang saat ini lagi menderita penyakit scabies, dan mau mencoba mengobati scabies dengan tanaman sirih. Caranya cukup mudah: Pertama siapkan beberapa lembar daun sirih, kemudian cuci menggunakan daun sirih, Lalu rebus daun sirih dan tambahkan garam, jika sudah mendidih tuangkan air rebusan sirih ke dalam bak mandi, gunakan rebusan air daun sirih untuk mandi.

Selain cara diatas kamu juga bisa melakukan cara lain seperti tumbuk beberapa lembar daun sirih, kemudian balurkan tumbukkan daun sirih tersebut pada area kulit yang terkena scabies. Kamu juga bisa mengatasi scabies dengan bahan alami lainnya seperti kunyit, lidah buaya dan lain lain. 

Tidak hanya mengobati nya dengan obat obatan kamu juga harus menghindari makanan pantangannya untuk membantu proses penyembuhan.

Sumber : kompasiana.com

Posted by : Nugraha Nature

Selasa, 22 Februari 2022

Cara Mengobati Scabies atau Kudis Dengan Bahan Alami

Cara Mengobati Scabies atau Kudis Dengan Bahan Alami



Infeksi tungau pada kulit yang mengakibatkan kudis bisa disembuhkan dengan obat-obatan yang mengandung permenthrin. Walaupun begitu, pengobatan scabies secara medis masih mempunyai risiko efek samping.

Oleh karena itu masih banyak orang yang mencari pengobatan alternatif untuk kudis atau scabies dengan cara memanfaatkan bahan alami. Pengobatan tradisional dengan bahan alami memang belum sepenuhnya terbukti dapat mengatasi kudis.

Tetapi tidak ada salahnya mencoba untuk membantu mengatasi kudis dengan bahan alami.

Sebelum itu kamu juga haru mengetahui apa saja penyebab timbulnya scabies dan apa saja gejalanya

Bahan Bahan Alami Untuk Mengatasi Scabies


Perlu diingat jika bahan-bahan alami ini tidak selalu efektif untuk mengatasi scabies atau kudis pada semua orang. Tetapi, bukti anekdot sejauh ini melaporkan jika sebagian besar memang berpotensi mempunyai efek penyembuh untuk peradangan kulit yang mengakibatkan bintik-bintik merah. 

Sebelum mengolah bahan-bahan alami ini untuk obat kudis tradisional, coba konsultasikan pada dokter spesialis kulit sebelumnya. Berikut ini beberapa bahan alami yang dapat digunakan sebagai obat tradisional scabies :

1. Kunyit
  Selama ini, kunyit dipercaya dapat melawan penyakit yang diakibatkan oleh infeksi bakteri serta jamur. Belum banyak memang penelitian yang menunjukkan efek kunyik sebagai obat tradisional kudis atau scabies. Tetapi, kunyit mempunyai kandungan curcumin serta polifenol yang dapat meredakan peradangan pada tubuh. Cara memanfaatkan kunyit sebagai obat kudis tradisional ialah dengan cara mengonsumsi ekstrak nya.

2. Air Panas
  Air panas memang bukan obat alami untuk kudis yang dapat menghentikan infeksi tungau. Tetapi, air panas dipercaya sangat berguna untuk membantu membunuh tungau yang tertinggal pada kain pakaian, selimut serta seprai. Mencuci pakaian menggunakan air panas bisa membunuh tungau secara langsung serta bisa mencegah penularan scabies ke pada orang lain.

Pastikan setelah merendam kain pada air panas, kamu juga mengeringkan nya pada suhu panas serta kering. Untuk barang-barang selain kain, kamu bisa menggunakan vacuum cleaner atau penyedot debu untuk menghilangkan tungau yang menempel pada sofa, kasur atau karpet.

3. Daun Mimba
  Daun mimba mempunyai berbagai khasiat seperti zat anti-inflamasi, antibakteri serta bersifat analgesik atau dapat meredakan rasa sakit.

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Veterinary Parasitology melaporkan, tambahan ekstrak daun ini pada formula sampo terbukti efektif untuk mengatasi infeksi scabies pada hewan. Hasil ini memerlukan studi lanjutan yang dilakukan pada manusia guna memastikan manfaatnya pada kehidupan sehari-hari.

4. Lidah Buaya
  Khasiat lidah buaya untuk kulit memberikan efek sejuk pada bagian kulit yang terbakar atau meradang. Tidak hanya itu, rasa gatal pada bagian yang terkena infeksi tungau juga berhasil dikendalikan dengan menggunakan obat kudis alami ini. Sementara itu, belum ada efek samping berarti yang ditunjukkan oleh orang yang menggunakan ekstrak lidah buaya sebagai obat tradisional kudis.

5. Minyak Cengkeh
  Tidak hanya mempunyai sifat antimikroba, antioksida serta berpengaruh pada kekuatan penyembuhan diri, minyak cengkeh juga mempunyai sifat insecticidal. Penelitian terhadap potensi minyak cengkeh sebagai obat scabies tradisional terlihat cukup efektif hasilnya pada manusia setelah diteliti efeknya pada hewan.

6. Minyak Pohon Teh ( Tea Tree Oil)
  Tea tree oil atau yang lebih dikenal dengan minyak esensial atau atsiri. Selama ini, banyak penelitian yang menunjukkan potensi minyak pohon teh guna meredakan gejala gatal.

Studi yang dilakukan oleh kelompok peneliti dari berbagai institusi kesehatan Australia pun menemukan hasil yang menjanjikan dari minyak ini untuk pengobatan kudis ringan serta scabies berkrusta.

Tea tree oil diketahui mempunyai sifat antibakteri dan antiradang sehingga dapat memberikan efek penyembuhan pada infeksi kulit yang diakibatkan oleh tungau serta bakteri. Efek anti-inflamasi bisa mengurangi peradangan yang terjadi akibat reaksi sistem imun pada infeksi tungau.

Langkah Pengobatan Alami Lainnya


Kudis atau scabies bukanlah penyakit yang dapat sembuh dalam semalam. Meskipun sudah mengombinasikan pengobatan medis dengan cara mengobati kudis secara tradisional, tidak jarang gejala kudis tetap muncul. 

Langkah pengobatan apapun akan percuma, kalau kamu tidak memastikan kebersihan lingkungan dari tungau penyebab scabies serta mikroosganisme patogen lainnya.

Pengobatan akan semakin efektif jika kamu juga mengubah kebiasaan buruk, menghindari makanan pantangan kudis serta menjalani gaya hidup sehat, seperti beristirahat dengan cukup, berolahraga secara rutin dan mengatur pola makan serta menu makanan yang sehat.

Sadari juga jika kontak fisik secara dekat serta berkepanjangan akan memungkinkan kamu terinfeksi tungau. Oleh karena itu, sebaiknya hindari interaksi berdekatan dengan orang lain serta berhubungan seksual hingga gejala scabies benar-benar hilang dari kulit kamu.

sumber : hellosehat.com

Posted by : Nugraha Nature

Senin, 21 Februari 2022

Inilah Pantangan Makanan Bagi Penderita Skabies

Inilah Pantangan Makanan Bagi Penderita Skabies


Penyakit scabies atau kudis merupakan penyakit yang sangat cepat menjalar ke bagian kulit yang lain pada tubuh, bahkan penderita kudis atau scabies bisa menularkannya kepada orang lain jika bersentuhan secara langsung.

Oleh karena itu, seseorang yang mempunyai penyakit kudis atau scabies sebaiknya menghindari beberapa hal yang bisa memicu scabies semakin parah. Dengan cara menjaga pola makan hidup sehat. Dan kamu juga harus mengetahui penyebab scabies dan gejala yang ditimbulkan.

Makanan Pantangan Untuk Penderita Scabies


Untuk kamu yang sedang mengalami penyakit kulit ini, supaya kudis atau scabies ini sembuh total, disamping melakukan pengobatan rutin ke dokter, kamu juga harus menghindari makanan yang dilarang.

Berikut ini beberapa makanan yang harus dihindari oleh penderita scabies atau kudis, diantaranya :

1). Susu
  Minuman atau makanan olahan susu menjadi salah satu yang harus dihindari oleh penderita scabies. Hal ini dikarenakan protein yang terdapat pada susu dianggap seperti zat berbahaya oleh sistem kekebalan tubuh, sehingga sistem kekebalan tubuh akan memproduksi antibodi immunoglobin E untuk menetralisir alergen. Proses ini akan menghasilkan pelepasan zat kimia seperti histamin yang kemudian timbullah alergi gatal atau kudis pada kulit meningkat.

2). Telor
  Telor merupakan salah satu makanan serta sumber protein selain daging serta ikan. Mengonsumsi telur secara rutin sangat baik khususnya untuk orang yang ingin badannya cepat berotot. Namun hal ini tidak untuk penderita scabies. Para penderita scabies sebaiknya menghindari telur.

Hal ini karena protein yang terdapat pada telur akan direspon secara keliru oleh sistem kekebalan tubuh yang akan dianggap sebagai bentuk ancaman. Serta dapat mengakibatkan tubuh memberikan reaksi berupa pelepasan zat histamin ke dalam darah serta menimbulkan gejala alergi.

3). Udang
  Udang merupakan salah satu makan lezat yang mengandung zat protein yang tinggi, oleh karena itu bagi anda penderita scabies atau kulit gatal sebaiknya menghindari udang, hal ini dikarenakan antibodi pada tubuh akan bereaksi secara berlebihan.

Sebagaimana dijelaskan oleh direktur medis, Mayo Clinic Organization, Sandhya Pruthi, MD, mengatakan ketika terjadi alergi pada tubuh, maka sistem kekebalan tubuh akan mengeluarkan reaksi secara berlebihan serta ketika itu tubuh akan mengira protein dari udang tersebut sebagai zat yang beracun sehingga tubuh akan secara spontan memproduksi antiboid sebagai bentuk penolakan, pada saat itu juga tubuh akan mengeluarkan zat kimia histamin yang mengakibatkan adanya alergi kulit.

4). Kacang
  Kacang merupakan salah satu sumber protein yang sangat berguna untuk tubuh. Walaupun begitu, para penderita scabies tetap harus menghindari konsumsi kacang selama masih dalam masa pengobatan. Hal ini dikarenakan alergi kacang sama seperti yang terjadi pada susu serta produk olahannya yaitu pelepasan dari zat histamin melalui pembuluh darah.

5). Mie Instan
  Benarkah jika mie instan menyebabkan gatal? Didaerah kita mengonsumsi mie merupakan salah satu cara alternatif sebagai pengganti nasi. Karena mie dipercaya sebagai makanan yang banyak mengandung karbohidrat, lemak serta mengandung MSG yang banyak (monosodiom glutamat) yang terdapat pada bumbu mie instan, hal inilah yang dapat mengakibatkan kudis meningkat.

Jika kamu sedang mengalami masalah kulit yang satu ini, sebaiknya hindari mengonsumsi mie instan. Karena dapat memperparah gatal akibat scabies yang kamu alami bahkan hingga menjalar keseluruh tubuh.

6). Buah Nanas
  Nanas atau yang mempunyai nama latin Ananas comosus merupakan tumbuhan yang tumbuh di daerah beriklim tropis seperti Indonesia, Kesegaran buah yang berasal dari negara Brazil serta Paraguay ini ternyata tidak bisa dinikmati oleh semua orang loh, bagi para penderita scabies atau kudis buah nanas menjadi salah satu makanan yang harus dihindari supaya alergi kulit atau kudis bisa cepat sembuh.

Para penderita scabies atau kudis tidak boleh mengonsumsi buah nanas, hal ini dikarenakan buah nanas mengandung zat alergen (reaksi alergi) yang dengan mudah nya bisa membuat reaksi alergi pada kulit, jadi, selama dalam masa pengobatan sebaiknya kamu jangan mengonsumsi buah yang satu ini.

7). Daging Ayam
  Daging ayam merupakan salah satu makanan yang kaya akan lemak, mineral serta protein. Namun tidak semua orang boleh menerima protein tersebut. Untuk kamu yang sedang mengalami alergi kulit atau scabies, daging ayam merupakan sebuah pantangan yang tidak boleh dikonsumsi. Hal ini karena kandungan zat protein yang terdapat pada daging ayam menyebabkan sistem imun tubuh akan bereaksi secara berlebihan, sistem imun akan memproduksi antibodi yang disebut immunoglobulin E. Antobody E ini bertujuan untuk melawan protein yang dapat memicu alergi kulit.

Jadi aktivitas dari perlawanan antibodi E ini lah yang akan memperparah pada reaksi alergi kulit anda. Oleh karena itu untuk menghilangkan kudis secara permanen ialah hindari konsumsi daging ayam serta rutin berobat ke dokter.

8). Kopi Sachet
  Hal ini mungkin terdengar sedikit aneh, apalagi bagi anda para pecinta kopi sachet seperti cappucino, coffemix dan lain lain. Tapi bagi anda yang menderita scabies atau kudis, minuman kopi sachet pun harus dihindari untuk sementara waktu.

Hal ini dikarenakan sistem kekebalan tubuh akan menganggap senyawa yang terkandung pada kopi sebagai jenis bakteri yang harus dilawan. Sehingga tubuh akan melepaskan zat histamin (senyawa pelindung) untuk menghancurkan kafein pada kopi.

9). Ikan Tongkol
  Ikan tongkol ialah ikan yang kaya akan lemak serta protein, dimana protein ini sangat baik untuk tubuh kita, namun tahukah kamu jika tidak semua orang bisa secara bebas untuk mengonsumsi ikan tongkol ini, contohnya jika kamu mempunyai riwayat atau sedang mengalami alergi kulit.

Alergi sendiri ialah keadaan peka yang berlebihan terhadap suatu zat, maka senyawa yang masuk ke dalam tubuh dianggap sebagai benda asing serta akan memberikan reaksi secara berlebihan. Jadi orang yang sedang menderita scabies atau kudis, sebaiknya jangan mengonsumsi ikan tongkol. Ikan tongkol merupakan makanan yang mengandung protein yang tinggi sehingga sangat cepat mengakibatkan alergen (reaksi alergi) pada kulit tubuh.

Sumber : creativebigs.com

Posted by : Nugraha Nature

Minggu, 20 Februari 2022

Inilah Gejala Scabies Yang Harus Diketahui

 Inilah Gejala Scabies Yang Harus Diketahui


Scabies atau dikenal juga dengan kudis merupakan salah satu gangguan kesehatan yang menyerang permukaan kulit. Timbulnya penyakit ini dapat sangat mengganggu, karena bisa memicu rasa gatal serta tidak nyaman. Scabies sendiri ialah jenis penyakit yang terjadi dikarenakan adanya kutu yang menyerang pada bagian bawah kulit pada seluruh tubuh terutama lipatan jari, sampai bagian genital atau kemaluan.

Gejala Scabies atau Kudis

Biasanya tubuh baru akan menunjukkan gejala penyakit scabies setelah 4-5 minggu setelah paparan awal terhadap tungau. Walaupun begitu, kalau penderitanya pernah terkena penyakit ini sebelumnya, gejalanya dapat muncul lebih cepat. Gejala akan muncul sekitar 1-4 hari setelah terpapar. Sebelum itu sebaiknya kamu mengetahui penyebab scabies atau kudis.

Penyakit kulit yang satu ini bisa terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak. Lalu, apa saja gejala penyakit scabies yang harus diwaspadai :

- Gatal
  Penyakit scabies akan ditandai dengan timbulnya rasa gatal pada kulit. Gatal yang timbul karena gangguan kulit ini biasanya akan terasa semakin parah serta menyiksa pada malam hari. Biasanya orang yang menderita scabies akan mengalami gangguan tidur pada malam hari karena rasa gatal yang timbul serta sangat mengganggu.

- Ruam
  Biasanya rasa gatal yang timbul akibat kudis akan disertai dengan timbulnya ruam bintik-bintik pada permukaan kulit. Ruam yang timbul akibat penyakit ini menyerupai jerawat serta terdapat pada bagian tubuh yang terserang scabies. Ruam pada kulit timbul sebagai tanda adanya tungau atau kutu yang hidung serta bersarang pada kulit kita.

- Timbulnya Luka
  Biasanya para penderita scabies atau kudis akan mempunyai luka pada beberapa bagian tubuhnya. Biasanya luka ini didapatkan jika kulit mengalami luka, hal ini dikarenakan kondisi ini dapat berkembang menjadi infeksi. Pada kondisi yang paling parah, infeksi dapat masuk ke aliran darah serta berubah menjadi kondisi gawat darurat medis.

- Kulit Berkerak
  Pada tingkat yang lebih parah, kudis dapat mengakibatkan timbulnya kerak pada permukaan kulit. Kondisi ini dapat terjadi karena jumlah tungau pada kulit dapat mencapai ribuan. Rasa gatal yang timbul karena kondisi ini pun dapat lebih dahsyat jika dibandingkan dengan scabies atau kudis biasa.


Penyakit kulit yang satu ini dapat terjadi pada siapa saja. Kabar buruknya, scabies atau kudis merupakan jenis penyakit yang sangat mudah menular, baik secara langsung atau pun tidak. Penularan kutu penyebab scabies ini dapat terjadi melalui kontak langsung antar kulit, seperti ketika berjabat tangan. Kutu scabies juga bisa menyebar karena kebiasaan berbagi barang pribadi seperti handuk, alat makan, serta hubungan intim, dengan orang yang sebelumnya sudah terinfeksi kudis.

Walaupun penyakit ini dapat menyerang siapa saja, risiko terkena kudis menjadi lebih besar pada beberapa kelompok orang. Kutu penyebab penyakit ini dikatakan lebih rentan menyerang anak-anak dari pada orang dewasa. Tidak hanya itu, faktor lingkungan hidup juga ternyata berpengaruh. Risiko penyakit kudis akan meningkat pada orang yang tinggal di tempat bersama seperti asrama. Orang dewasa yang aktif secara seksual, serta orang yang mempunyai sistem kekebalan tubuh yang lemak, sehingga mudah untuk terserang infeksi kutu penyebab penyakit ini.

Sumber : halodoc.com

Posted by : Nugraha Nature

Jumat, 18 Februari 2022

Penyebab dan Faktor Risiko Scabies atau Kudis

 Penyebab dan Faktor Risiko Scabies atau Kudis


Scabies atau yang dikenal juga dengan sebutan kudis merupakan penyakit kulit menular yang diakibatkan oleh tungau Sarcoptes scabiei. Tungau ini masuk ke dalam kulit untuk bertahan hidung, bertelur serta bisa juga terus berada pada kulit hingga 2 bulan lamanya.

Infeksi yang diakibatkan tungau Sarcoptes scabiei ini bisa mengakibatkan kulit terasa sangat gatal sebagai reaksi alergi. Rasa gatal biasanya akan lebih terasa parah pada malam hari. 
Scabies terbagi menjadi 2 jenis, yaitu kudis biasa dengan Norwegian Scabies atau skabies berkrusta (kudis api). Umumnya orang yang terkenal kudis hanya mempunyai 15-20 tungau pada kulit. Tetapi, seseorang yang menderita skabies berkrusta mempunyai sampai seribu tungau pada kulitnya.

Penyebab dan Faktor Risiko Scabies (kudis)

Penyebab Scabies atau Kudis

 Kudis atau scabies pada manusia diakibatkan oleh tungau betina yang bernama Sarcoptes scabiei yang mempunyai ukuran sangat kecil serta tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Tungau betina akan masuk ke dalam kulit lalu menggali bawah kulit serta membuat saluran untuk bertelur. Setelah terlalu menetas, larva tungau akan bergerak ke permukaan kulit untuk tumbuh.

Tungau, telur serta kotorannya bisa menyebabkan kamu merasa gatal sebagai reaksi tubuh terhadap keberadaan tungau. Tungau bisa menyebar pada area kulit lainnya atau bahkan pada orang lain. Penularan dapat terjadi melalui beberapa cara, baik dengan kontak fisik langsung atau pun penggunaan barang yang bersamaan.

Penularan melalui kontak fisik dapat terjadi kalau kamu melakukan sentuhan dengan penderita scabies secara erat, berulang kali serta berlangsung dalam jangka waktu yang lama.

Oleh karena itu, penularan penyakit kulit yang satu ini juga sangat rentan terjadi jika orang yang sehat melakukan hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi. Hal ini bisa terjadi dikarenakan kulit kamu dan pasangan akan bersentuhan dalam waktu yang lama.

Faktor Risiko Scabies (kudis)

 Risiko penyakit kudis akan meningkat pada:

- Anak-Anak,
- Pasien Yang Sedang Rawat Inap,
- Orang Dewasa Yang Aktif Secara Seksual,
- Orang Yang Tinggal Bersama Di Panti Jompo, Penjara, Asrama serta Tempat Penitipan Anak.

 Ada beberapa kondisi tertentu yang bisa meningkatkan peluang seseorang untuk lebih mudah tertular tungau penyebab scabies atau menunjukkan gejala scabies. Faktor risiko ini dikelompokkan menjadi risiko terkait kondisi kesehatan, gaya hidup serta situasi lingkungan tinggal.

1). Pekerjaan
 orang-orang yang bekerja pada tempat-tempat tertentu juga mempunyai risiko lebih tinggi untuk mengalami scabies. Beberapa diantaranya ialah perawat, dokter serta petugas pada layanan kesehatan yang melakukan kontak fisik secara rutin dan dekat dengan penderita scabies.

Pada kondisi ini, menjaga kebersihan diri saja tidak . Kamu perlu menghindari kontak kulit secara langsung, untuk melindungi diri kamu harus menggunakan sarung tangan serta masker penutupan wajah guna meminimalisir risiko penularan tungau penyebab penyakit scabies.

2). Lingkungan Tempat Tinggal
 Tungau penyebab scabies dapat menular dengan mudah dalam lingkungan tinggal tertutup yang terdiri dari banyak orang seperti, rumah, asrama, penjara, penitipan anak serta panti jompo.

Oleh karena itu, kalau kamu termasuk orang yang tinggal atau beraktivitas penuh pada lingkungan tersebut sebaiknya untuk selalu waspada. Sebagai langkah pencegahan scabies, usahakan untuk selalu menghindari kontak fisik yang terlalu lama dengan penderita serta tidak menggunakan pakaian atau kain yang sama dengan penderita.

Menjaga tempat tinggal tetap bersih dari tungau penyebab kudis juga penting untuk menghindari terulang nya infeksi. Cuci pakaian secara terpisah serta gunakan air panas dan pengering bersuhu tinggi guna memastikan tungau penyebab penyakit scabies benar-benar mati.

Terakhir, pastikan kamu rutin membersihkan tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang tungau seperti sofa, kasur serta karpet menggunakan vacuum cleaner serta menjaga kelembapan ruangan supaya tetap optimal.

3). Sistem Kekebalan Tubuh
  Siapapun dapat tertular tungau penyebab scabies ini , namun kondisi sistem kekebalan tubuh yang lemah bisa mengakibatkan perkembangan biakan tungau berlangsung lebih cepat.

Sebagaimana yang terjadi pada jenis scabies berkrusta. Pada jenis scabies biasa, jumlah tungau yang menginfeksi hanya sekitar 10-15, namun pada jenis scabies berkrusta seseorang bisa mempunyai ribuan bahkan hingga jutaan tungau pada kulitnya.

Selama ini kondisi scabies berkrusta dapat terjadi pada orang-orang dengan kerja sistem imun yang tidak optimal, seperti: Penderita HIV, Penderita leukimia atau kanker darah, Orang yang sedang menjadi pengobatan kemoterapi atau imunosupressan.

sumber : hellosehat.com

Posted by : Nugraha Nature

Rabu, 16 Februari 2022

Cara Mengobati Anosmia Secara Alami

Cara Mengobati Anosmia Secara Alami


Anosmia merupakan kondisi  hilangnya kemampuan indra penciuman untuk mengenali bau. Guna mengatasinya, ada beberapa cara untuk mengembalikan indra penciuman yang hilang karena anosmia. Cara ini gampang serta praktis, sehingga bisa dilakukan sendiri di rumah.

Anosmia dapat terjadi ketika indra penciuman tidak bisa mencium aroma, seperti aroma bunga atau bau yang menyengat. Terdapat beberapa penyebab anosmia, seperti hidung tersumbat karena pilek, polip hidung serta COVID-19. Tidak hanya itu ada beberapa gejala anosmia yang sering dirasakan seperti, hidung tersumbat, hilangnya kepekaan terhadap bau, polip hidung. 

Cara Mengatasi Anosmia Secara Alami

Umumnya, pada penderita pilek anosmia akan hilang pada saat hawa dingin mereda. Sementara itu, pada penderita COVID-19, anosmia dapat bertahan sedikit lebih lama, untuk mengembalikan indra penciuman yang hilang kamu bisa melakukan beberapa cara seperti, melatih penciuman hingga pemberian obat-obatan. Sebelum itu kamu juga harus mengetahui apa saja makanan yang dapat meredakan anosmia dan apa saja makanan yang tidak boleh dikonsumsi penderita anosmia

Anosmia sendiri bisa mereda dengan sendirinya dalam hitungan minggu atau bulan serta ada juga yang bersifat permanen. Walaupun begitu, ada beberapa cara untuk mengatasi anosmia yang dapat kamu coba di rumah, di antaranya :

- Irigasi Hidung


  Kalau anosmia diakibatkan oleh infeksi atau alergi, kamu dapat mencoba metode irigasi hidung guna membantu mengembalikan indra penciuman.

Metode ini dilakukan dengan menggunakan larutan garam yang bisa kamu beli secara bebas di apotek atau kamu juga bisa membuat larutan garam sendiri dengan mencampurkan setengah sendok teh garam serta setengah sendok teh soda kue ke dalam 1 gelas air matang.

Kemudian, masukan larutan air garam tersebut ke dalam botol semprot atau botol irigasi. Berikut ini cara membersihkan bagian dalam hidung menggunakan air garam

    - Miringkan kepala ke salah satu sisi badan,
  - Kemudian, semprotkan larutan garam ke dalam salah satu hidung secara perlahan ke ara yang berlawanan dengan sisi miring kepala,
   - Biarkan larutan air garam mengalir keluar dari lubang hidung lainnya atau melalui mulut,
  - Ulangi cara ini ke lubang hidung yang lainnya serta lakukan cara ini beberapa kali dalam sehari untuk mengembalikan ind
ra penciuman.

- Mengonsumsi Teh Jahe
  Teh jahe menjadi salah satu cara yang bisa kamu gunakan untuk mengatasi anosmia. Jahe sendiri mempunyai aroma yang khas serta menyengat yang bisa membantu kamu untuk melatih indra penciuman.

Tidak hanya itu, mengonsumsi teh jahe ketika hidung tersumbat bisa meredakan peradangan pada saluran pernapasan serta mengurangi pembentukan lendir yang menyumbat saluran hidung.

Cara membuat teh jahe cukup mudah. Kamu hanya perlu menyeduh satu sendok jahe mentah yang sudah diiris serta ditumbuk ke dalam air panas sebanyak 2 gelas sekitar 15 menit. Kemudian, teh jahe siap untuk dinikmati.

Tidak hanya itu kamu juga bisa mengonsumsi beberapa minuman herbal pereda anosmia.

- Melatih Indra Penciuman
  Melatih indra penciuman dilakukan dengan cara mengandalkan ingatan kita tentang suatu aroma gunanya untuk mengaktifkan kembali saraf-saraf penciuman. Latihan ini dapat melibatkan penciuman berulang dari beberapa aroma, seperti lemon, mawar, cengkeh serta kayu manis.

Masing-masing aroma dihirup dalam-dalam dengan jangka waktu 15-20 detik. Ketika menghirup nya, usahakan untuk mengingat seperti apa aroma dari bahan tersebut. Membayangkan bau pada suatu objek dipercaya bisa melatih kerja ujung saraf indra penciuman.

Untuk mengembalikan indra penciuman dengan dengan menggunakan cara ini sebaiknya anda lakukan cara ini sebanyak 2-3 kali sehari setidaknya dalam jangka waktu 3 bulan. Penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan kemampuan indra penciuman pada penderita COVID-19 yang mengalami anosmia setelah melakukan latihan ini.

- Mengonsumsi Obat-Obatan Tertentu
  Kalau anosmia yang kamu derita tidak kunjung membaik, kamu perlu memeriksakan diri ke dokter guna mendapatkan penanganan yang lebih lanjut. Dokter akan memberi resep beberapa obat untuk membantu mengembalikan indra penciuman kamu, seperti :

   -> Antibiotik,
   -> Dekongestan,
   -> Antihistamin,
   -> Semprotan hidung steroid.

Sebuah penelitian menunjukkan jika latihan penciuman disertai dengan semprotan hidung steroid, berupa budesonide, bisa meningkatkan kemampuan penciuman jika dibandingkan dengan membersihkan bagian dalam hidung menggunakan larutan air garam.

Sumber : alodokter.com

Posted by : Nugraha Nature

Selasa, 15 Februari 2022

Minuman Herbal Yang Dapat Meredakan Anosmia

 Minuman Herbal Yang Dapat Meredakan Anosmia


Anosmia merupakan gejala yang paling umum dirasakan oleh penderita COVID-19. Anosmia ialah menghilangnya atau menurunnya kemampuan indra penciuman untuk menghirup aroma dan mencium berbagai bebauan yang ada di sekitar.

Anosmia sendiri bisa terjadi karena beberapa penyebab seperti penyakit flu, polip hidung, sinusitis. Gejala anosmia yang sering dirasakan oleh penderitanya ialah suara berubah, hidung tersumbat, dan masih banyak lagi

Minuman Herbal Untuk Meredakan Anosmia

Berikut ini rekomendasi minuman herbal yang dipercaya bisa membantu menyembuhkan anosmia atau indra penciuman hilang, seperti yang dilansir Beautynesia,diantaranya :

- Wedang Jahe
  Wedang jahe sudah lama digunakan untuk menghangatkan tubuh serta sering diminum ketika cuaca sedang sangat dingin. Jahe sendiri bersifat anti-inflamasi tinggi. Jika dikonsumsi secara rutin wedang jahe juga bisa membantu menyembuhkan gejala flu serta hidung tersumbat.

- Teh Chamomile
  Teh chamomile ini sudah lama digunakan untuk pengobatan tradisional. Untuk sebagian perempuan, teh chamomile ini disukai karena dapat membantu meredam stress serta mengatasi nyeri ketika haid.

Teh Chamomile ini tinggi akan antioksidan, bersifat anti-inflamasi serta anti-bankteri. Seluruh kandungan ini dipercaya dapat menangkal virus serta dapat menurunkan demam. Oleh karena itu teh chamomile ini dapat dikonsumsi untuk hidung tersumbat ketika gejala flu. Serta dapat meningkatkan kualitas tidur.

- Teh Bawang Putih
  Bawang putih dipercaya dapat mengembalikan indra penciuman. Salah satu bahan masakan ini mengandung vitamin B6, vitamin C, Kalsium, Kalium serta Fosfor. Tidak hanya itu bawang putih juga dipercaya dapat membantu mengurangi kolesterol jahat pada tubuh serta mengandung banyak antioksidan.

Cara membuat teh bawang putih ini cukup mudah kamu hanya perlu memasukan 2-3 buah bawang putih yang sudah dicincang ke dalam satu gelas air, kemudian rebus hingga mendidih, jika sudah mendidih saring rebusan teh bawang putih dan siang untuk diminum.

Teh bawang putih ini juga dipercaya dapat membantu meringankan gejala flu, batuk serta meningkatkan daya tahan tubuh.

Setelah kamu mengetahui minuman herbal yang yang dapat meredakan anosmia, kamu juga harus mengetahui apa saja makanan yang dapat meredakan anosmia dan makanan yang tidak boleh dikonsumsi.

sumber : cnbcindonesia.com

Posted by : Nugraha Nature

Senin, 14 Februari 2022

Makanan Yang Dipercaya Dapat Meredakan Anosmia

 Makanan Yang Dipercaya Dapat Meredakan Anosmia


Hilangnya indra penciuman merupakan salah satu gejala yang paling umum dialami oleh penderita COVID-19. Dalam dunia medis, kondisi ini dikenal dengan sebutan anosmia. Anosmia sendiri dapat terjadi pada saat saraf yang bertugas untuk mengirimkan sinyal pada hidung ke otak mengalami kerusakan.

Pada penderita COVID-19 anosmia ini dapat berlangsung hingga beberapa minggu. Tetapi kamu tidak perlu khawatir, karena kondisi ini dapat membaik dengan bantuan beberapa obat alami.

Makanan Yang Boleh Dikonsumsi Penderita Anosmia

Sebelum mengetahui makanan apa saja yang dapat mengatasi anosmia, sebaiknya kamu mengetahui juga apa saja penyebab anosmia serta apa saja gejala anosmia yang akan dirasakan.

Jika kamu menderita anosmia, kamu bisa coba mengatasinya dengan mengkonsumsi makanan yang dipercaya bisa mengatasi anosmia. Bahkan beberapa jenis makanan ini mungkin ada di rumah kamu. Selain itu kamu juga harus tahu makanan apa saja yang harus dihindari oleh penderita anosmia.

Berikut ini makanan yang dipercaya dapat mengatasi anosmia, diantaranya : 

1). Jahe
  Kandungan Gingerol yang terkandung pada jahe dipercaya dapat mengeluarkan aroma kuat pada jahe. Bahan alami yang satu ini dapat digunakan untuk membantu mengatasi hidung tidak bisa mencium bau atau anosmia.

Kamu dapat menggunakan jahe untuk latihan bau, digabungkan dengan tiga jenis aroma lainnya yang berbeda. Tidak hanya itu, meminum air seduhan jahe juga dapat membantu meredakan peradangan, serta mengatasi hidung tersumbat yang terkadang dapat menyebabkan anosmia.

Cara membuat air seduhan jahe cukup mudah. Kamu hanya perlu mengupas jahe secukupnya, kemudian sedikit di geprek dan seduh menggunakan air panas selama 15 menit.

2). Lemon
  Kandungan antioksidan, vitamin C serta zat antimikroba yang terkandung pada lemon dapat digunakan sebagai obat anosmia alami.

Sama seperti halnya jahe, kamu dapat menggunakan lemon ini untuk latihan bau bersama tiga jenis aroma yang berbeda. Tidak hanya itu, mengonsumsi segelas air hangat yang diberikan sedikit perasan lemon serta satu sendok teh madu, dapat membantu meredakan tenggorokan serta mengatasi anosmia. Konsumsi seduhan lemon ini sehari 2 kali.

3). Jeruk
  Cobalah kamu untuk menghirup aroma jeruk bakar atau mengonsumsi daging jeruk yang hangus. Kedua trik ini dapat dilakukan guna mengembalikan indra penciuman serta perasa.

Cara sederhana ini dibagikan oleh pengguna TikTok yang berhasil mengembalikan indra penciuman dan perasa nya dengan jeruk. Langkah yang diklaim berasal dari jamaika ini dipercaya dapat menyegarkan tenggorokan serta indra penciuman sehingga lebih lega.

4). Daun Mint
  Kandungan mentol yang terdapat pada daun mint mempunyai zat antimikroba serta antiperadangan. Kedua zat tersebut dapat membantu mengatasi hidung tersumbat yang menjadi penyebab hidung tidak dapat mencium bau.

Sama halnya dengan jahe dan lemon, kamu dapat menggunakan daun mint untuk latihan bau, bersama tiga jenis aroma lainnya yang berbeda. Tidak hanya itu mengonsumsi air seduhan daun mint dapat melegakan saluran pernapasan.

Cara untuk mengobati anosmia dengan seduhan daun mint ini cukup mudah kamu hanya perlu merebus 10-15 lembar daun mint dengan secangkir air. Saring seduhan daun mint, kemudian tambahkan satu sendok madu guna membantu melegakan pernapasan serta membantu mengatasi hidung tidak bisa mencium bau.

5). Bawang Putih
  Bawang putih dipercaya sebagai obat anti virus alami. Bumbu dapur yang satu ini dapat meningkatkan kekebalan tubuh selama pandemi. Tidak hanya itu, mengkonsumsi bawang putih pedas juga dapat meredakan pembengkakan serta peradangan pada saluran hidung.

Selain itu, bawang putih juga dapat membantu melancarkan pernapasan. Bawang putih ini sebaiknya tidak dihirup. Kamu bisa membuat ramuan dari campuran bawang putih halus serta air.

6). Minyak Jarak
  Minyak jarak mempunyai sifat antioksidan serta anti inflamasi. Bahan ini sudah digunakan oleh para penderita sinusitis serta alergi. Khasiat nya dapat membuat rongga hidung serta indra penciuman lebih lega. Tidak hanya itu, minyak dari tumbuhan yang mempunyai nama latin rinicus communis ini dapat mengurangi pertumbuhan polip hidung.

7). Minyak Esensial
  Cobalah kamu untuk menghirup minyak esensial selama 20-40 detik. Langkah ini dilakukan guna melatih indra penciuman supaya lebih peka. Kamu dapat mencobanya selama dua hingga tiga kali dalam sehari. Minyak esensial mempunyai aroma hangat yang kuat sehingga dapat melegakan indra penciuman.

8). Bubuk Cabai Merah & Cabai Rawit.
  Bahan-bahan pedas dengan rasa yang kuat dipercaya bisa membantu mengembalikan indra penciuman. Kamu bisa mengonsumsi cabai rawit atau bubuk cabai merah.

Cabai mempunyai kandungan capsaicin yang dapat membersihkan hidung yang tersumbat. Akhirnya, indra penciuman dapat normal kembali dalam beberapa kali perawatan. Tidak hanya itu, bubuk cabai merah serta cabai rawit juga dapat membantu menghilangkan flu. Caranya campurkan bubuk cabai dengan secangkir air atau madu.

Melatih Indra Penciuman

Melansir dari Harvard Health Publishing, para ahli sudah memberikan saran guna membangkitkan kembali saraf pada pensiuman. Sebagian besar dari mereka merekomendasikan latihan indra penciuman. Latihan ini dapat dilakukan setiap hari dengan menghirup aroma minyak esensial.

Kamu bisa mencobanya dengan minyak esensial yang mempunyai aroma yang cukup kuat, seperti minyak kayu putih, lemon, cengkeh serta bunga mawar. Latihan penciuman ini tidak hanya dilakukan dengan mengendus berbagai aroma saja.

Prinsip mindfulness juga sangat diperlukan dalam latihan ini. Jika tidak dapat mencium aroma sama sekali, kamu bisa mencoba untuk mengingat aromanya. Libatkan pikiran anda guna membangkitkan sensasi tersebut.

Pada saat kamu makan dan tidak dapat merasakan tekstur ataupun rasa dari makanan yang dikonsumsi, maka cobalah untuk fokus guna mengingat rasa dari makanan tersebut. Dengan cara ini, seseorang yang kehilangan indera penciuman dan perasa akan lebih fokus pada apa yang masih dapat mereka rasakan.

Sumber : sajiansedap.grid.id

Posted by : Nugraha Nature

Minggu, 13 Februari 2022

Makanan Yang Sebaiknya Dihindari Penderita Anosmia

 Makanan Yang Sebaiknya Dihindari Penderita Anosmia


Salah satu gejala COVID-19 yang harus diwaspadai ialah anosmia. Gejala neurologis berupa kehilangan indera penciuman sementara dapat mengakibatkan nafsu makan penderitanya menurun.

Tidak hanya tidak dapat mencium bau, bisanya para penderita anosmia juga akan merasakan gangguan pada indra perasa. Jika seseorang terkena anosmia, maka secara otomatis selera makan pun akan berkurang.

Makanan Yang Harus Dijauhi Penderita Anosmia

Walaupun tergolong gejala yang ringan, anosmia juga perlu diwaspadai. Penderita anosmia ini bisa mengatur siasat dari menu makanan yang akan dikonsumsi setiap harinya. Sebelum kamu megetahu makanan apa saja yang harus dihindari ketika menderita anosmia kamu juga harus mengetahui apa saja penyebab anosmia dan apa saja gejala anosmia yang ditimbulkan.

Berikut ini beberapa jenis makanan yang tidak boleh dikonsumsi oleh penderita anosmia, diantaranya :

- Gorengan
  Daisy Irawan, seorang ahli Gizi di Indonesia mengatakan salah satu makanan yang harus dihindari ketika kamu menderita anosmia ialah gorengan.

Jika kamu penyuka gorengan, namun menderita Covid-19. Sebaiknya hindari makanan yang satu ini. Setidaknya hingga kamu di konfirmasi negatif dari Covid-19.

Hal ini dikarenakan tekstur gorengan yang dapat memicu tenggorokan gatal. Hal ini mengakibatkan kamu semakin sulit ketika menelan. Sebagai gantinya, cobalah kamu mengonsumsi makanan yang cenderung segar serta mudah untuk dikunyah, seperti buah-buahan.

- Minuman Berkafein
  Bagi kamu penderita anosmia, sebaiknya kamu tidak mengonsumsi kopi atau teh secara berlebihan. Hal ini dapat mengakibatkan asupan kafein menjadi terlalu tinggi.

Jika asupan kafein terlalu tinggi makan mengakibatkan kamu tidak mengantuk, susah tidur hingga timbul perasaan cemas. Padahal kamu membutuhkan waktu tidur lebih banyak untuk pulih.

Lebih baik konsumsi minuman lain yang lebih sehat seperti air putih, susu, air kelapa atau jus buah minim gula. Jika kamu merasa mual, kamu bisa memulihkan nya dengan jus lemon atau minuman tradisional seperti wedang jahe. Kulit lemon dan kencur juga dapat berfungsi sebagai anti bakteri.

- Makanan Cepat Saji
  Biasanya makanan cepat saji dimasak menggunakan metode deep fry. Hal ini mengakibatkan makanan tersebut menjadi berminyak. Guna menambahkan kelezatan nya, ditambahkan pula gula, garam serta penyedap rasa dalam jumlah yang banyak.

Makanan seperti ini tidak disarankan bagi orang yang sedang sakit, terutama jika sedang sakit tenggorokan serta batuk. Apalagi jika kamu penderita anosmia yang dapat mengakibatkan indra pengecap hilang. Makanan jenis ini justru akan menyebabkan tenggorokan semakin tidak nyaman.

- Makanan Bertekstur Kasar
  Makanan yang mempunyai tekstur yang kasar juga sebaiknya dihindari ketika kamu mengalami anosmia. Sebaiknya kamu memilih makanan yang mudah untuk dicerna serta tidak mengiritasi usus. Seperti makanan yang berkuah, buah-buahan serta sayuran.

- Makanan Terlalu Banyak Garam
  Anosmia pada penderita Covid-19 membuat mereka bingung dengan respon indra pengecap. Lidah menjadi terasa aneh. Tidak hanya itu, para penderita anosmia juga terkadang merasakan sesuatu yang tidak seharusnya, seperti sebagian orang mengatakan makanannya terasa pahit, sebagian mengatakan semua makanan terasa hambar.

Guna mengatasi hal ini, sebaiknya jangan mengonsumsi makanan yang terlalu banyak garam. Hal ini dikarenakan, semakin asin makanan yang dirasakan maka semakin terasa pahit juga pada lidah. Sebaiknya, tambahkan rasa pedas kedalam menu makanan anda seperti sambal. Namun jangan terlalu pedas juga karena dapat mengiritasi usus.

Sumber : popmama.com

Posted by : Nugraha Nature

Jumat, 11 Februari 2022

Waspada Inilah Gejala Anosmia Yang Harus Diketahui

 Waspada Inilah Gejala Anosmia Yang Harus Diketahui


Siapapun bisa mengalami berkurangnya atau bahkan hilangnya kepekaan terhadap bau. Kondisi seperti ini dikenal juga dengan Anosmia. Dimana gangguan ini menjadi salah satu gejala yang muncul karena Covid 19.

Anosmia sendiri ialah gangguan indra penciuman yang mengakibatkan penderitanya menjadi kurang peka terhadap bau. Keadaan ini diakibatkan oleh adanya gangguan tertentu pada hidung. Guna mengetahui lebih lanjut penyakit ini sebaiknya kita mengetahui dulu apa saja penyebab anosmia.

Gejala Anosmia / Indra Penciuman Hilang

Indra penciuman yang tidak berfungsi, bisa saja mengakibatkan makanan apa saja yang kamu konsumsi menjadi terasa berbeda. Kamu juga tidak bisa mencium aroma yang ada pada sekitar yang mungkin dapat membahayakan diri anda tanpa disadari. Seperti, kamu tidak bisa mencium adanya kebocoran gas, bau asap kebakaran dan susu yang sudah kedaluwarsa. Berikut ini beberapa gejala anosmia yang mengganggu kesehatan, diantaranya :

1). Sakit Kepala
  Gangguan pada saluran pernapasan yang diakibatkan oleh anosmia dapat menyebabkan penderitanya mengalami sakit kepala.

2). Kerusakan Otak
  Gejala anosmia yang lainnya ialah adanya kerusakan pada otak. Oleh karena itu, kamu peru memeriksakan riwayat trauma pada kepala guna memastikan kalau gangguan ini yang mengakibatkan anosmia.

3). Defisiensi Zinc
 Defisiensi atau kekurangan zinc merupakan salah satu gejala timbulnya anosmia. Zinc merupakan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh, karena zinc bisa membantu menjaga sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu, kekurangan zic bisa menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan seseorang terkena penyakit anosmia.

4). Suara Yang Berubah
  Tidak hanya sakit kepala, anosmia juga dapat mengakibatkan perubahan pada suara. Hal ini merupakan salah satu gejala pada saat seseorang mengalami anosmia.

5). Kebiasaan Mendengkur
  Akibat gangguan pernapasan yang diakibatkan oleh anosmia, seseorang yang mengalami penyakit anosmia dapat mempunyai kebiasaan mendengkur pada saat tidur. Kebiasaan mendengkur ini merupakan salah satu gejala seseorang mengalami penyakit anosmia.

6). Munculnya Polip Hidung
  Salah satu gejala anosmia yang lainnya ialah munculnya polip yang dapat memblokir saluran udara. Kondisi ini bisa memengaruhi sinusitas, sehingga dapat mengakibatkan seseorang menderita sinusitis.

7). Rongga Hidung Tersumbat
  Rongga hidung yang mengalami penyumbatan dapat mengakibatkan seseorang tidak dapat menggunakan indra penciuman nya dengan benar. Penyebabnya dapat dimulai dari hal paling mudah, seperti influenza.

8). Hilangnya Kepekaan Terhadap Bau
  Gejala anosmia yang pasti dirasakan ialah hilangnya kepekaan terhadap bau yang ada pada sekitar. Ketidakpekaan ini dapat mengakibatkan timbulnya gangguan atau masalah lain. Kalau kamu mengalami hal ini pada beberapa hari, sebaiknya segera memeriksakan diri terkait gangguan COVID-19.

9). Wajah dan Telinga Terlihat Membesar
  Biasanya seseorang yang menderita anosmia akan mengalami gejala tertentu seperti wajah dan telinga yang cenderung membesar.

Sumber : halodoc.com

Posted by : Nugraha Nature

Kamis, 10 Februari 2022

Penyebab Hilangnya Indra Penciuman atau Anosmia

 Penyebab Hilangnya Indra Penciuman atau Anosmia


Anosmia ialah suatu ketidakmampuan atau penurunan kemampuan indra penciuman. Hal ini dapat terjadi secara permanen atau sementara tergantung pada penyebabnya. Fakta nya, beberapa orang mempunyai keluhan anosmia ini sejak lahir, sedang kan sebagian yang lainnya kehilangan kemampuan indra penciuman nya karena beberapa kondisi.

Indra penciuman yang terganggu bisa memengaruhi kualitas hidup penderitanya apalagi ketika mencicipi makanan. hal ini dikarenakan sensasi rasa makanan merupakan gabungan antara indra penciuman dan indra pengecap. Oleh sebab itu, para penderita anosmia akan mengalami gangguan pada selera makan yang berakibat pada kurangnya nutrisi. Tidak hanya itu, anosmia juga bisa mengakibatkan penderitanya tidak menyadari tanda-tanda bahaya di sekitarnya, seperti tidak bisa mengetahui bau makanan basi, bau kebocoran gas atau pun bau asap kebakaran.

Penyebab Anosmia / Indra Penciuman Hilang

Belakang ini, anosmia terjadi pada banyak orang yang menderita COVID-19 atau Virus Corona. Tetapi secara keseluruhan, terdapat berbagai hal lain yang bisa menyebabkan gangguan pada jalur penciuman yang berujung pada anosmia. Berikut ini beberapa hal yang menyebabkan terjadinya anosmia, diantaranya :

Malnutrisi
  Kekurangan nutrisi atau yang dikenal juga dengan malnutrisi dapat menyebabkan semua saraf serta sistem metabolisme tubuh tidak berjalan dengan baik. Hal ini dapat mengakibatkan seseorang tidak dapat mencium aroma tertentu serta berisiko mengalami anosmia.

- Faktor Usia
  Orang tua biasanya akan mengalami pelemahan sistem saraf. Salah satunya ialah kerusakan saraf yang bertugas untuk mengirim sinyal aroma ke bagian otak. Hal ini merupakan salah satu hal yang dapat menyebabkan anosmia.

- Penyakit Flu
  Hampir setiap orang pasti pernah terkena influenza. Penyakit ini diakibatkan oleh adanya infeksi virus influenza yang menyerang, terutama pada organ pernapasan. Ketika mengalami penyakit ini, hidung yang tersumbat dapat menghasilkan lendir yang berlebihan, sehingga mengakibatkan tidak dapat mencium aroma dengan baik. Ketika kondisi ini mulai membaik, ketidakpekaan terhadap bau ini akan pulih.

- Polip Hidung
  Polip hidung merupakan salah satu penyebab terjadinya anosmia. Pertumbuhan polip dapat menghambat aliran udara, sehingga hal ini mengakibatkan hidung kehilangan fungsi mencium berbagai jenis aroma.

- Sinusitis Akut
  Penyebab anosmia selanjutnya ialah sinusitis akut. Sinusitis dapat mengakibatkan rongga pada sekitar hidung mengalami peradangan serta pembengkakan. Kondisi ini dapat merusak saraf serta indra penciuman dan juga dapat mengakibatkan anosmia.

Aneurisma Otak
  Aneurisma ialah suatu kondisi dengan penemuan sumbatan pada bagian pembuluh darah pada otak yang berbentuk seperti balon. Penderita aneurisma pada otak juga mempunyai risiko mengalami masalah pada indra penciuman.

- Rhinitis (Alergi)
  Rhinitis yang diakibatkan oleh alergi pada berbagai rangsangan juga dapat mengakibatkan anosmia. Contohnya alergi terhadap dingin, alergi ini bisa mengakibatkan hidung meler serta tekanan pada rongga hidung serta saraf pada sekitar hidung yang dapat memicu terjadinya anosmia.

- Pengaruh Antibiotik
  Penggunaan antibiotik yang terlalu banyak juga dapat berisiko melemahkan saraf yang bekerja pada bagian hidung serta biasanya akan disertai dengan gangguan telinga. Kondisi ini dapat memicu anosmia. Jadi, kamu harus tetap waspada pada efek samping antibiotik.

- Kelainan Tulang Hidung
  Kelainan tulang hidung berupa tulang septum yang tidak lurus dapat menghalangi aliran udara ke dalam hidung. Hal ini mengakibatkan, bau yang berasal dari luar tidak sampai ke bagian hidung, sehingga saraf tidak dapat mengirimkan sinyal ke otak. Ketidakmampuan mencium ini ialah pertanda anosmia.

- Kerusakan otak atau Saraf
  Kerusakan saraf yang diakibatkan oleh penuaan, diakibatkan oleh penyakit seperti kanker otak atau darah tinggi juga dapat mengakibatkan gangguan saraf pada hidung. Hal ini dapat mengakibatkan penderitanya menjadi tidak dapat mencium aroma tertentu. Tidak hanya itu, kerusakan saraf juga dapat terjadi pada orang yang mengalami kecelakaan atau trauma.

Sumber : halodoc.com

Posted by : Nugraha Nature